K9 dan Bomb Identity

Sebuah ledakan bom akan meninggalkan residu dan pecahan-pecahan material yang sebelumnya terangkai sebagai sebuah bom. Seorang petugas penjinak bom berpengalaman dapat mengidentifikasi dan mengenali jenis bom yang dipakai, pemicu, hingga daya ledak yang dihasilkannya, hanya dengan mencium bau sisa residu bom, pecahan detonator, serta sisa-sisa material yang terdapat di lokasi ledakan. Bom terdiri dari dua jenis, yakni bom buatan pabrik dan bom rakitan.
Sebuah bom hanya dapat dibuat oleh orang-orang yang terbiasa dan memahami benar karakteristik bahan kimia, bentuk, dan cara kerja sebuah bom. Aparat TNI dan Polri sekalipun tidak semuanya mampu merakit bom. Seorang ahli perakit bom sekalipun tidak tertutup kemungkinan salah dalam melakukan perakitan. Berkaca dari beberapa kasus ledakan bom kecil di kawasan Cimanggis, Sukabumi, dan Jakarta beberapa tahun silam, pelaku teroris ditenggarai tengah mempersiapkan bom rancangannya namun meledak karena adanya kesalahan dalam mencampur bahan kimia.
Bom buatan pabrik yang siap untuk digunakan umumnya diperuntukkan bagi keperluan perusahaan tambang dan militer, sedangkan kelompok teroris yang beraksi di Indonesia umumnya menggunakan bom rakitan yang terdiri dari bahan-bahan kimia pembakar dan penguat ledakan. Mayoritas bahan peledak yang digunakan adalah low explosive seperti potasium nitrat, amonium nitrat, powergel, black powder, dan TNT. Akan tetapi pada beberapa aksi pemboman kelompok teroris juga menggunakan bahan high explosive seperti C4, RDX, HMX, uranium, dan plutonium. Unsur-unsur yang sering digunakan dalam merangkai sebuah bom adalah bahan-bahan kimia yang dipadatkan dan dicampur ke dalam kontainer atau wadah untuk kemudian disambungkan dengan sumbu api dan sumbu ledak yang dirangkai dengan sumber tenaga dan pemicu. Sedangkan untuk bahan pembakar yang dapat menghasilkan gelombang api dan panas, umumnya dipergunakan bensin.
Rangkaian bahan kimia yang akan dipergunakan sebagai bom rakitan ini dipadatkan ke dalam kontainer atau wadah yang beragam sesuai dengan kebutuhan. Bom berdaya ledak besar umumnya menggunakan pipa besi, pipa paralon, atau bahkan jerigen yang kemudian dirangkai dengan sumbu api dan sumbu ledak yang umumnya sudah didesain ke dalam satu rangkaian. Warna kabel sumbu api selalu berwarna merah, sedangkan sumbu ledak umumnya berwarna kuning, hijau atau biru, tergantung negara pembuatnya. Rangkaian ini kemudian disambungkan ke sumber tenaga yang umumnya berupa baterai untuk menghidupkan timer dan detonator.
Sebuah bom memiliki apa yang disebut dengan bomb identity. Sebuah identitas yang dapat menunjukkan karakteristik dari pembuatnya. Seorang perakit bom yang terlatih dan berpengalaman akan memiliki ciri khas dalam pemilihan bahan peledak, desain pemicu, baterai, dan proses peledakkannya. Teroris umumnya meledakkan bom dengan memasang waktu sehingga ada nuansa ketakutan dari para calon korbannya sebelum bom tersebut akhirnya meledak atau dijinakkan oleh aparat. Ada rasa kepuasan tersendiri dari pelaku teror ketika bomnya bekerja dengan baik dan mengenai sasarannya. Begitu pula dengan bahan peledak yang dipilih. Apabila perakit bom terbiasa menggunakan satu jenis bahan peledak, maka ia akan menggunakan bahan tersebut di setiap rakitan bom yang dipergunakannya.
Bom bunuh diri juga merupakan satu bentuk kecenderungan yang dapat dikategorikan sebagai bomb identity. Pembawa bom bunuh diri hanyalah alat yang diintegrasikan dengan bom sebagaimana remote control atau timer yang dipakai untuk meledakkan bom. Jika menilik dari berbagai kasus aksi pemboman di Indonesia yang dilakukan oleh kelompok Azahari dan Noordin M Top, maka bomb identity kelompok ini dapat diidentifikasi. Kelompok ini diduga menggunakan TNT sebagai bahan peledak utama dengan bahan-bahan kimia sebagai pembakar dan penguat ledakan. Baterai yang dipergunakan selalu baterai kotak 9 volt.
Cara termudah untuk mendeteksi keberadaan bom adalah dengan menggunakan anjing K9 yang sudah terlatih. Zat-zat dari sumbu ledak dan sumbu api dapat dideteksi oleh anjing K9 karena setiap benda prinsipnya memiliki pori-pori yang dapat menguap dan mengeluarkan bau yang khas. Anjing K9 dapat dilatih untuk mengenali dan membaui beragam jenis bahan peledak. Tahap awal latihan deteksi bahan peledak bagi anjing K9 umumnya diawali pada pengenalan bahan peledak di ruangan terbuka agar anjing K9 dapat mengenali bau bahan peledak. Tahap pelatihan selanjutnya adalah mengidentifikasi bahan peledak yang tersimpan dalam bentuk paket atau di dalam tas, dan latihan akhir adalah pada pengidentifikasian bahan peledak di tempat ramai. Kesulitan terbesar dalam latihan ini adalah sulitnya mencari lokasi ramai yang dapat menjadi tempat latihan deteksi bom karena pengelola lokasi bisnis umumnya menolak kalau lokasinya menjadi tempat latihan deteksi bom. Padahal tahap ini penting agar anjing K9 terbiasa dengan lokasi ramai dan terlatih dalam mendeteksi bahan peledak yang tersamar dengan bau-bau lainnya. (*)

Narasumber: Agung Raka (explosive detection K9 trainer)
Security Journal Volume III/I/Januari 2006

Tidak ada komentar: