Patroli Keamanan

Tujuan patroli keamanan sederhana tetapi berguna. Patroli dikategorikan sebagai layanan yang efisien untuk mengamankan sebuah lokasi didasarkan pada alokasi waktu dan jumlah petugas yang dikerahkan. Patroli keamanan sangat ideal untuk kawasan komersial yang sepi setelah jam kerja atau kawasan dengan akses terbatas.
Salah satu tujuan patroli adalah memantau (termasuk memeriksa) semua jalur masuk, pintu, dan jendela yang tertutup, serta melaporkannya ke pemilik lokasi bisnis. Tujuan lainnya adalah memastikan tidak ada orang atau penyusup di wilayah terbatas. Intinya adalah mencegah kerugian bisnis dan kemungkinan aksi-aksi kekerasan setelah jam kerja. Patroli keamanan sebenarnya tidak ditujukan untuk menangkap basah pelaku kejahatan karena alur pergerakan para petugasnya teratur dan terjadwal. Akan tetapi kemungkinan petugas patroli menangkap penyusup di wilayah tugasnya tetap ada.
Patroli keamanan sebenarnya dapat menjadi alat penggentar efektif terhadap pelaku kejahatan bila petugasnya menjalankan patroli dengan benar. Cara terbaik mengukur efektifitas patroli adalah melalui waktu, bukan jarak, karena efektivitas patroli dipengaruhi oleh kemampuan fisik petugas di lapangan. Oleh karenanya, pemilik kawasan bisnis harus menghitung benar jumlah lantai dalam gedung atau gudang di satu lokasi yang harus diperiksa patroli. Ini akan mempengaruhi banyaknya unit patroli yang diperlukan dan berapa orang yang sebaiknya ditempatkan dalam satu unit patroli.

Laporan. Sudah menjadi aturan umum bahwa patroli keamanan harus disertai oleh laporan aktivitas dan kejadian yang ada di lokasi patroli. Aturan mainnya adalah, jika tidak ada laporan patroli, maka dapat diasumsikan bahwa tidak ada kegiatan patroli. Pebisnis dapat menolak perusahaan jasa keamanan bila tidak ada aktivitas patroli keamanan.
Laporan aktivitas dan kejadian di lokasi patroli merupakan hal yang penting bagi pemilik bisnis. Ini merupakan salah satu bentuk pengawasan kegiatan pengamanan yang telah disetujui antara pemilik bisnis dan pengelola keamanan. Laporan juga harus menjabarkan kondisi jalan di sepanjang wilayah yang diperiksa, sekalipun tidak ada aktivitas mencurigakan.
Laporan kejadian disusun ketika terjadi suatu peristiwa yang harus dilaporkan secara detail. Laporan kejadian tidak harus selalu berhubungan dengan kejahatan. Laporan kejadian intinya mencatat apa yang diperhatikan petugas keamanan, apa yang mereka lakukan, dan sedang apa petugas tersebut pada saat kejadian.

Pengawasan. Salah satu titik lemah pelaksanaan patroli keamanan adalah pengawasan petugas patroli. Terkadang, jika tidak diawasi ketat, patroli tidak dilaksanakan atau bahkan dilaksanakan seperlunya saja. Pelaksanaan patroli keamanan haruslah ditekankan dan merupakan faktor terpenting. Hal terburuk adalah jika petugas patroli memalsukan laporan patroli atau membuat laporan patroli padahal mereka tidak melakukan patroli. Untuk mencegah masalah ini, harus ada penekanan bahwa proses pengawasan patroli tetap berjalan sekalipun tidak diawasi secara langsung. Ada beberapa cara mengawasi pelaksanaan patroli seperti menempatkan pengawas di lokasi, memasang peralatan elektronik di lokasi patroli, atau petugas patroli diharuskan mengisi absensi masuk dan keluar selayaknya pegawai.

Security Journal Volume III/8/Agustus 2006

Tidak ada komentar: